Saturday, August 30, 2008

"Arti Sebuah INTROSPEKSI"


Dengan terwujudnya blog ini,penulis hanyalah ingin luangkan sedikit waktu untuk menegur diri sendiri dengan tulisannya dan berharap bermanfa'at bagi sesama,sebagai seorang hamba Allah yag kelak akan menghadapnya,betapa pentingnya membudayakan"MUKHASABAH"terhadap diri sendiri dengan utarakan banyak pertanya'an dalam hati untuk merobah tatanan diri yg berarti bagi perjalanan kehidupan di dunia ini yg ada hubungannya dg kehidupan di akherat kelak.Oleh karenanya dlm title blog penulis tuliskan sebuah kata hikmah yg terucap dari hamba Allah,yg telah di beri kelebihan olehNYA hati yg suci pancarkan Nur Ilahiyyah.Beliau adalah Syeh Abi Madyan,salah seorang murid Syeh Abdul Qodir Al Jaelany berkata dengan kata hikmahnya peringatkan kita semua tentang pentingnya sebuah introspeksi "BIL MUKHASABAH YASILUL 'ABDU ILAA DAROJATIL MUROQOBAH",dengan mawas diri seorang hamba dapat mencapai derajat kedekatan.Kedekatan terhadap Sang Kholiq Yang Maha Segalanya.Dan diri kita hanyalah mahluknya yg dloif dengan tanpa memandang status sosial yg ada,tiada punya kekuatan atas segala sesuatu yg kita jalani tanpa ada campur tangan dariNYA,yg kita telah tay bahwa Allah fa'aalul lima yuriid.Adakah kita telah penuhi tanggung jawab kita sebagai mahluk Allah SWT,untuk diri kita kelak sa'at menghadap? Tanggung jawab diri sendiri sebagai pengembala anggota badan dan hati ataupun terhadap sesama hamba dengan status diri kita sendiri? Terasa diri kita tak kan dapat pungkiri bahwa kita tak dapat penuhi tanggung jawab untuk menghadap di sisi Allah pada waktu pengadilan di gelar olehNYA Yg Maha Adil,dan anggota badan kita sendiri yg akan bicara,karena KeagunganNYA,atas kesaksian di sisiNYA.Tiada hari dan dengan status diri kita yg ada di tengah masyarakat terhadap sesama hamba,kita telah ciptakan dosa yg tak terasa.Sebagai orangtua terhadap anak karena sepelekan pendidikan Agamanya dan tak kenalkan akan tentang Ke-Esa'an Tuhannya,sebagai pemimpin tak dapat benahi kemungkaran yg dipimpinnya dalam kapasitas keluarga suami terhadap istri dan anak,dan juga dalam kapasitas jabatan di tengah masyarakat(tingkat RT,Desa,Kabupaten,propinsi bahkan Negara.Dan dengan ucapan hikmah tersebut di ataslah kita dapat melihat kekurangan diri,serta berlomba-lomba membenahi apa kekurangan kita dalam hal ubudiyyah(tanggung jawab terhadap Sang Kholik jalani 5 Rukun Islam) ataupun hal bermu'amalah(sesuatu yg berhubungan dengan sesama jalani yg benar sesuai Sunnatullah dan Sunnaturosuulih),juga benahi hidup untuk bersama dalam kapasitas posisi kita terhadap sesama sebagai orang tua,anak,anak didik,pemimpin,rakyat,tetangga,sahabat dan yg lainnya.Merenungi dan meneliti bahwa diri kita memimpin anggota yg telah di berikan utuh dan berfungsi sebagai nikmat dari Allah,serasa kita tak mampu mensyukurinya.